Caffeine Kisses [Bahagian 26]
Hawa dingin yang menerpa tubuhnya membuat dia merasa geli, namun hal itu hanya diacuhkan oleh Hayden, yang masih fokus melepaskan pakaiannya. Dia sudah meminta seorang karyawan untuk membelikan dirinya dan Marcus pakaian ganti.
"Ayden.."
Langkahnya terhenti saat mendengar lenguhan tersebut, netranya bertemu dengan retina berkabut nafsu milik Marcus. Benar-benar mengenang memori saat persetubuhan mereka yang kali pertama.
Dengan cepat dia menggelengkan kepalanya, melepaskan kaitan kancing celana sosok yang lebih muda darinya itu sebelum dasinya ditarik membawanya masuk ke dalam cumbuan menuntut dan bergairah berasal daripada Marcus.
Rasa anggur langsung menyeruak masuk ke dalam indera merasanya, dan tanpa sadar dia turut membalas ciuman tersebut, mengaktifkan gairah yang sudah lama dia tahan.
Pagutan itu terlepas, menyisakan benang saliva yang bergantung diantara mereka, keduanya menarik nafas penuh setelah ciuman yang agak lama itu.
"Kamu menggodaku lagi hm?" bisik Hayden pada telinganya membuatnya merinding sekujur badan. Nadanya lebih rendah dari biasanya.
Dia menatap Hayden dalam, seolah memberi izin padanya kalau tubuh itu terbuka untuk menerima pelepasannya.
"Kamu tidak mahu? Aku sering melihat kamu menahan nafsu kamu saat mandi bersamaku," ucap Marcus seolah memujuk si dominan untuk masuk ke dalam godaannya, jangan lupakan wajahnya yang memelas dengan dada yang terpampang jelas didepan Hayden.
"Kamu yakin?"
Marcus mengangguk pelan, dia benar-benar merasa panas sekarang, entah karena godaan yang dia ucapkan atau karena pengaruh anggur yang cukup banyak dia konsumsi.
Dada berisinya disentuh yang langsung mengeluarkan suara lenguhan oleh si empu, puting kanannya dipilin dan dicubit yang semakin membuat fitur tubuh berwarna merah muda miliknya itu semakin mencuat.
"Is it time for me to eat?" ucap Hayden saat sadar tangannya yang basah akibat asi milik Marcus merembes keluar, dia menyeringai lebar lalu mendekatkan wajahnya pada puting milik Marcus dan menyusu bak bayi.
Ini bukan pengalaman kali pertamanya meminum asi milik Marcus, tetapi saat bersetubuh? Ini kali pertama. Si empu meringis saat gesekan antara putingnya dan gigi milik Hayden terasa sangat jelas.
Jemari panjang yang tadinya sibuk bermain pada puting kirinya kini menjelajah dengan perlahan menuju ke bahagian selatannya, tubuhnya mengalami dua hawa sekarang, dingin dan panas yang bercampur membuatnya tidak karuan.
Saat kepemilikannya dikeluarkan Hayden terkekeh melihat hujung penisnya yang sudah basah dihiasi oleh precum milik si manis. Tangannya bergerak perlahan menaik turunkan jemarinya semakin membuat bahagian selatan Marcus menegak dan mengeras.
"Ahh– iya! Lagi!" pekik si empu yang mendekati pelepasan pertamanya, kocokan pada miliknya semakin melaju, desahan keras terdengar diindera pendengaran si Gemini saat ejakulasi pertama yang lebih muda tiba.
Hayden memandang tangannya yang kini penuh dengan cecair putih milik Marcus, dengan cepat dia menurunkan celana kekasihnya itu dan fokusnya langsung berpusat pada lubang yang berkedut meminta untuk dimasuki.
Hayden meringai lebar melihat itu, jemarinya mendekat dan langsung dimasukkan mencari titik prostat si manis, menekan dengan dalam membuat si Leo mendesah keenakan.
Kepalanya yang pusing semakin bertambah akibat nikmat yang dia rasakan pada tubuhnya itu. Nafasnya tersekat, badannya bergetar saat akan mendekati pelepasan keduanya.
"Hngh.. lebih dalam– akh!" pekiknya saat mencapai ejakulasi kedua. Dia menarik nafas panjang, dadanya naik turun merasakan jemari panjang milik Hayden keluar dari lubang anusnya.
Dia memperhatikan Hayden yang tiba-tiba melangkah menjauh, mencapai kotak tisu dimeja yang berada dipojok ruangan kemudian membersihkan sisa sperma yang ada ditangannya.
Dia kembali mendekat melepaskan dasi yang tergantung pada lehernya, berdiri didepan Marcus sembari menatapnya dengan dalam, sengaja melambankan pergerakannya membuat si manis menggila menunggunya.
"Cepetan!" pekik si sulung Clarke merubah posisinya menurunkan celananya yang bergantung pada betisnya sekaligus melucuti atasan miliknya.
Hayden menatap tubuh mulusnya dari atas ke bawah, benar-benar tidak terlihat seperti pernah hamil dan melahirkan. Dia mendekat sambil mengocoki kejantanannya yang sudah menegang, menindih pria berkelahiran Agustus itu menggesekkan kepemilikan mereka.
"Lamaaaa~" rengek Marcus melingkarkan kakinya pada pinggang yang lebih tua, menunjukkan ekspresi memelasnya. Pria itu benar-benar menguras kesabarannya!
" Be patient, why are you so needy?"
Ucap Hayden menggodanya, sedikit menunduk untuk memposisikan kejantanannya pada lubang Marcus yang semakin berkedut saat mendengar godaan kecil itu.
Dengan sekali dorongan, penis Hayden memenuhi lubangnya sepenuhnya, lenguhan dan desahan menjadi suara indah bagi mereka berdua. Perlahan Hayden menggerakkan pinggulnya, mengeluar–masukkan kepemilikannya pada lubang sempit itu.
"Ahh– haa.."
Lenguh Marcus memagut bibirnya, menyalurkan rasa perih pada lubangnya yang terisi oleh penis si empu. Dorongan Hayden yang awalnya lembut dan perlahan kini berubah, menambah tempo genjotannya dan semakin keras menghasilkan suara cabul mengisi ruangan tersebut.
"Enak?" bisik Hayden pada telinganya sebelum mengulum dan menggigit pelan fitur tubuhnya itu, Marcus mendesah keenakan dibawahnya. Lidahnya dikeluarkan saat mendesah menghasilkan cairan saliva yang mengalir menuruni lehernya.
Benar-benar pemandangan yang indah, suara tabrakan antara dua kulit itu benar-benar hanya menjadi satu-satunya melodi yang dapat mereka dengari selain desahan dan geraman yang berasal dari mereka berdua.
"Hngh– I'm cumming!!" serunya mencengkramkan kukunya pada punggung Hayden menghasilkan garisan merah rawak disekujur punggungnya. Dia mendesah lega merasakan pelepasan ketiganya telah tiba, tubuhnya bergetar dibawah kukungan yang lebih tua, masih mengeluarkan sperma yang cukup banyak membasahi bahagian bawah mereka.
Hayden kembali menambah kecepatan untuk mengejar pelepasannya, menyatukan kembali ranum mereka yang kini membengkak karena si Leo yang sangat gemar menggigit sebelum melenguh.
"Ready to be pregnant again?"
Marcus memerah mendengar hal itu, entah mengapa. Padahal kehamilannya cukup menyulitkan juga dulu, tapi entahlah. Dia menyukai hal itu.
Hayden menggeram rendah saat pelepasannya tiba, dorongan keras ia lakukan memastikan spermanya benar-benar masuk ke dalam rahim si empu, yang dibawah turut memekik kecil saat merasa cairan hangat mengisi perutnya.
"Agh!"
Keduanya mendesah bersamaan dengan pintu kamar mereka yang terbuka menampilkan sosok wanita yang terkedu berdiri disana tidak menyangka dia akan menyaksikan hal itu, Hayden dengan cepat langsung menutup tubuh Marcus menggunakan selimut, melindungi bahagian bawah mereka yang masih menyatu.