Vérité II


Lana masih melanjutkan ceritanya, dengan tangan riko yang masih setia mengelus kepala lana.


"katanya sih kakak aku nyari-nyari aku juga. Soalnya setelah ngobrol itu, aku pindah dari apartement lama aku. Aku juga ninggalin semua fasilitas yang dikasih kakak sama daddy. Pokoknya abis putus dari kamu idup ku berantakan banget lah."


"terus beberapa hari kemudian, daddy nyusulin aku balik ke indo. Katanya sih mau minta maaf. Ya aku ngehindar lah, aku udah gamau berurusan sama mereka lagi."


"sampe akhirnya, 2 minggu setelah kita putus. Daddy nemuin aku, aku yang panik, lari ngejauh. Ternyata daddy ngejar aku, pas ngejar aku, dia gak fokus liat jalan dan akhirnya jadi korban kecelakaan."


"aku tau ini salah, tapi pas liat daddy kayak gitu, rasa benci aku ke dia sama sekali gak berkurang.. Aku sama sekali gak jenguk dia di rumah sakit. Aku cuman tau setelah itu dia koma."


"nah, kamu inget yang kamu ngusir aku malem-malem. Itu kayanya sebulan setelah kita putus. Kakak aku ngabarin kalo daddy kritis, dia mohon-mohon supaya aku dateng. Dan akhirnya aku mutusin buat dateng malam itu."


FLASBACK ON


"adek! kamu kemana aja" ucap tom yang senang akhirnya melihat adiknya kembali


"stop panggil aku adek, kalian bisa panggil nama aja." ucap lana membuat ketiga kakaknya menatap sedih ke arahnya.


"la, masuk gih, daddy baru aja sadar dari komanya."


"lah? katanya kritis?" tanya lana


"maaf kita bohongin kamu, soalnya kalo gak pake alasan itu, kamu gak mau dateng kesini."


"ck, yaudah, aku pulang."


"permisi, disini ada yang bernama ela? dari tadi pak anton terus menyebutkan namanya." seorang dokter keluar dari ruangan anton. Perkataan dokter tersebut membuat lana akhirnya memutuskan untuk masuk menemui anton.


"ela, anakku.."


"daddy minta maaf ya sayang, buat semua yang daddy lakuin. Maaf daddy belum bisa jadi papa yang baik buat kamu. Maaf kamu harus menanggung dosa yang daddy buat. Anakku yang cantik, kamu tumbuh jadi wanita yang kuat. Daddy bangga sama kamu, ela."


"maafin daddy ya, nak. Biar daddy bisa pergi dengan tenang." rasa iba muncul di hati lana melihat daddynya yang seperti ini.


"daddy titip leon ya, adek kamu satu-satunya. Selama ini dia hidup sendiri, tanpa figur ibu. Leon anak baik, persis seperti kamu." mendengarnya membawa-bawa nama anak itu, membuat amarah lana kembali menguasai dirinya


"gak, jangan pikir dengan kondisi anda yang seperti ini saya mau memaafkan kesalahan anda."


"yasudah, pelan-pelan ya maafin daddy dan mama eliana.."


"daddy sayang ela.."


Nitttttttt


Bunyi tersebut terdengar seiring dengan mata anton yang tertutup. Monitor disebelahnya menampilkan garis lurus. Semua tim dokter langsung bergegas menangani anton. Sedangkan ela diminta untuk keluar dari ruangan.


Di luar ruangan, ela terdiam. Ia tidak tahu apa yang saat ini ia rasakan. Hampa, seperti mati rasa. Ela terdiam menatapi pintu ruangan tempat anton dirawat. Sampai akhirnya seorang dokter keluar


"maaf, saya dan tim sudah berusaha sebaik mungkin-" perkataan dokter itu seketika meredam. Pendengaran lana seperti kabur. Ia hanya mendengar samar-samar suara tangisan kakak-kakaknya. Dengan sempoyongan ia berjalan keluar. Hanya ada satu tujuan yang bisa ia datangi.


FLASBACK OFF


"udah, dari situ aku datengin kamu. Dan untuk kedua kalinya, aku diusir."


"malam itu jadi salah satu malam terberat dalam hidup aku. Aku kehilangan semuanya. Kata-katamu terus terngiang di kepala aku. Mungkin masalahnya memang ada di aku. Aku terus nyalahin diriku sendiri, aku bahkan belum sempet maafin daddy sebelum dia pergi."


"ela, omongan aku wakt—"


"it's okay iko, aku paham. Kamu cuman lagi emosi waktu itu, gapapa kok. Lagian udah lama juga kejadiannya."


"terus akhirnya aku minta tolong sama marco untuk anterin aku ketemu mommy. Sekalian jadiin dia saksi. Karena dia juga ikut dengerin penjelasan daddy waktu itu."


"pas nyamperin mommy, aku setakut itu. Karena ternyata di cerita mommy, ibu kandung aku penjahatnya. Sebelumnya aku pikir mommy yang jahat, ternyata mommy juga korban."


"setelah ngobrol, akhirnya aku berdamai sama mommy, dia juga minta maaf, dia bilang gak seharusnya dia melampiaskan semuanya ke aku."


"yaudah, setelah ketemu mommy, aku balik ke jepang buat jemput, leon. Walaupun awalnya aku agak canggung, tapi daddy nitipin leon ke aku. Gimanapun juga, leon tetep adek kandung aku."


"Setelah nerusin perusahaan daddy yang di jepang. Aku mau cari suasana baru, akhirnya aku pindah ke paris setelah leon lulus sma."


"udah deh kelarrr... Aku capek banget ceritanya, mau mcflurry.." rengek lana


"aku udah pesenin tadi, lagi otw kesini."


"YEAYY, makasihh ikoo.."


"aku yang makasih, la.."


"lah? kenapa kamu makasih?"


"makasih udah bertahan sejauh ini. Makasih kamu masih nunggu dan kasih aku kesempatan lagi, setelah semua yang aku lakuin ke kamu. Aku bakal buktiin kalo keputusan kamu buat kasih aku kesempatan gak salah. Siap-siap ya la, kedepannya air mata yang keluar dari mata kamu, cuman air mata bahagia."


"aku juga makasih ya, iko. Lima tahun bukan waktu yang singkat. Tapi kamu tetep sabar nunggu aku. Kamu percaya kalo akhirnya aku bakal balik ke kamu. Makasih karna udah percaya sama aku, iko.."


"la, aku ijin.."


"iji—"


Satu kecupan singkat diberikan riko tepat dibibir lana.


"ish kebiasaan! jangan cium-cium! kita kan belom resmi balikan!"


"hehe dikit doang, ela.."