Dilindungi dan melindungi.
Matahari sudah terbit, sinarnya kini masuk melalui celah - celah kamar rumah sakit yang sedang Fahrizal tempati. Lelaki itu tampak masih nyaman berbaring dan enggan membuka mata.
Billkin harus kembali bekerja. Gavian pun harus sekolah tapi Galaksi tetap di tempatnya. Ia tidak beranjak dari kursi yang berada di sebelah ranjang Fahrizal. Tangannya menggengam lembut tangan kecil Fahrizal. Ia baru tidur selama dua jam sampai Gavian harus izin pulang dan Billkin pergi bekerja.
Karisa, Perempuan yang ia ketahui sebagai kakak Fahrizal itu tak ikut pergi. Dia tertidur di sofa kamar rumah sakit karena terus bilang ingin menjaga adiknya.
"Cil, bangun dong. Kok betah tidur terus." Kata Galaksi seraya mengusap wajah Fahrizal yang kini dipenuhi lebam. Amarahnya masih terus bersemayam dalam diri karena keadaan Fahrizal yang begitu kacau dipenuhi luka bahkan dokter pun belum bisa memastikan kapan lelaki itu akan bangun.
Galaksi menghembuskan napas berat. Ia membawa jemari Fahrizal lalu menciumi satu persatu buku - buku jemari yang kini dipenuhi memar.
"Cil, kita kan mau ngedate ya. Kamu mau kemana aja?" Tanya Galaksi meskipun ia tahu sosok yang sedang berbaring itu takkan menjawabnya.
"Cepet bangun, Cil. Biar kita bisa pacaran terus ngedate di semua tempat yang kamu mau." Katanya lembut sambil menatap Fahrizal.
"Gua kira kalian udah pacaran." Suara perempuan yang berada di belakangnya mengalihkan perhatian Galaksi.
"Belum, Kak." Kata Galaksi.
"Ga usah manggil kakak. Kita seumuran." Ujar Karisa yang sudah bangun dari tadi lalu duduk di sofa.
Galaksi ber-oh ria. Perempuan itu memang terlihat masih sangat muda.
"Issac pernah bilang, dia bakal nyakitin gua kalau gua nyentuh lu." Karisa tersenyum saat mengingat itu.
Alis Galaksi terangkat satu, "Issac?"
"Nama yang dia pakai saat jadi ketua geng motor." Ujar Karisa menjelaskan.
"Geng motor?" Kepala Galaksi pening. Bukan cuma balapan liar tapi sosok mungil ini menjadi ketua geng motor.
"Kaget ya?" Tanya Karisa. "Dia emang penuh kejutan. Bahkan dia ga membiarkan satu musuh pun bisa menang lawan dia." Lanjutnya.
"Beberapa musuhnya tau nama lu dan bilang kalau lu itu kelemahan terbesarnya issac." Kata Karisa menerawang jauh kala ia mendengarkan percakapan beberapa orang yang sudah mengincar Fahrizal sejak awal.
"Dia menempatkan lu di posisi paling atas. Dia melindungi lu berkali - kali dari jauh dan dia bakal semarah itu kalau ada orang yang nyebut nama lu."
Perkataan Karisa membuat Galaksi mengingat sesuatu. Saat dia menjadi incaran sekolah darma dan tiba - tiba diikuti lalu motor - motor yang mengikutinya berhenti saat ada satu motor menghadang. Apakah itu Fahrizal?
Mereka belum pernah bertemu saat itu. Mengapa Fahrizal menjaganya? Pikir Galaksi.
"Jatuh cinta itu bisa menjadi kekuatan tapi juga kelemahan. Issac sudah kuat sejak awal, dia menjadi seseorang yang ditakuti banyak orang namun cuma lu yang bisa jadi kelemahannya." Karisa melihat Galaksi membeku karena ucapannya.
"Dia menjaga lu tanpa memikirkan bahaya yang bakal datang ke dirinya." Karisa tahu semuanya. "Jadi, jagain adik gua kaya dia jagain lu."
Galaksi menoleh pada Karisa lalu menatap perempuan itu. "Gua bakal jaga dia sebaik mungkin." Kata Galaksi.