Confession
Gemini: Oi snoopy | 3.18 PM
Gemini: Sini dah gua di lapangan lama | 3.18 PM
Fourth dengan asal mendribble bola basket yang ia pegang sambil duduk di bleachers lapangan lama sekolah mereka yang sudah tidak terpakai. Sedikit bersenandung, dia menunggu Gemini pergi mengambil sesuatu.
Sejujurnya Fourth agak kecewa. Ia pikir Gemini akan mengajaknya pergi ke suatu tempat untuk bolos ekskul bersama, tetapi ternyata laki-laki itu malah mengajaknya ke tempat jelek ini. Entah apa tujuannya.
Ketika batang hidung Gemini muncul, yang lebih muda pun menegakkan badannya. “Dari mana sih? Lama lo.”
Gemini terkekeh canggung, kemudian menggaruk belakang tengkuknya yang tidak gatal. “Lu— udah makan?”
Bodoh.
“Udah lah tadi pas istirahat? Kan sama lo?” Fourth mengernyitkan dahinya. “Lo kenapa deh kayak gelisah banget?”
“Gelisah apaan… enggak kok.” Elak yang lebih tua.
Mengangkat kedua bahunya, Fourth pun berdiri. Gemini sedikit panik, ia bergerak untuk menutupi sesuatu di belakang badannya ketika si Snoopy tiba tiba berlari kecil untuk memasukkan bola ke dalam ring.
“WIDIH THREE POINTS, GEM!” Dengan cengiran antusias Fourth berbalik ke arah Gemini, menyombongkan diri karena telah berhasil menembak bola dari jarak jauh.
“Fourth, gua mau ngomong sesuatu.”
Cengiran itu hilang karena Gemini terdengar cukup serius. Ia tidak pernah mendengar nada itu keluar dari mulut sang sahabat sebelumnya. Kedua belah pihak pun berjalan mendekati satu sama lain.
“Kenapa sih? Serius banget lo, gue jadi takut tau...” tanya Fourth tepat setelah ia berdiri di hadapan Gemini.
“Enggak, gua cuma—“ Gemini menarik nafas sebelum melanjutkan. “I wanna make good on my promise and tell you about who I've got a crush on, now that we're back from GTC.”
Fourth terdiam. Sialan, jadi itu niat Gemini membawanya ke tempat sepi seperti ini? Hanya untuk memberi tahu siapa orang yang sedang ia sukai sekarang? Fourth isn’t mentally prepared for this one, kenapa Gemini harus memberi tahunya secara langsung? Bagaimana jika ia menangis dihadapan Gemini setelah laki laki itu menyebutkan nama seseorang yang tidak ingin ia dengar?
“Yaelah, gue kira mau ngomong apaan. Kenapa gak di chat—“
“It’s you. I’m sorry.“
“Hah?”
Mata yang lebih mungil sedikit melebar, ia menatap tak percaya laki-laki dihadapannya yang sedang menatapnya dengan teduh. Fourth— dia salah dengar, ya?!
“Maaf gua udah nutupin ini dan naksir lu diem diem for a long time. Gua tau lu benci banget sama temen yang ujung ujungnya malah suka sama lu dan bikin persahabatan rusak— but here I am.” Ungkap Gemini.
“It’s you, Fourth. Whenever I've talked about that special someone, it's always been about you. From the moment we met, there was something about you that just captivated me. I used to think it was magic, but I soon realized it's just you, being yourself. Your passion, your intensity, even when you're fired up, it's all so incredibly endearing to me. Gua juga selalu suka waktu denger lo ngoceh panjang lebar whether it's something you love or something that irks you. Semua tentang lo sama Snoopy juga selalu bikin gua senyam senyum sendiri. Moreover… you've always been there for me, supporting me, encouraging me, noticing even the smallest things that others might overlook. Gua gak tau if it was love at first sight or if it grew over time, but being with you just makes my feelings for you grow stronger each day. Gua sebenernya agak takut kalau confessing like this might change things between us, but damn, I couldn't keep it in any longer. Maaf, Fourth. I want you to know that all this time, I've been by your side because I love you. And seeing you happy next to me is all I've ever wanted.“
Gemini akhirnya bisa menghela nafas lega ketika ia berhasil mengungkapkan semua hal yang selama ini ia pendam. Sementara Fourth, jantung laki laki itu berdetak tidak karuan. Ia takut hal yang tadi ia dengar tidak nyata, karena bagaimana bisa…
Bagaimana bisa ia selama ini tidak menyadari bahwa ia adalah orang yang disukai oleh Gemini?! Bisa-bisanya ia galau tak karuan karena takut Gemini meninggalkannya demi orang lain— padahal nyatanya “orang” itu adalah diri dia sendiri?!
Dan menyadari bahwa ternyata perasaannya selama ini bukan cinta satu pihak, dada Fourth membuncah. Ia benar-benar senang!
“Gua harap lu gak bakal ngejauhin gua habis gua ngomong kayak gini.” Lanjut Gemini ketika Fourth tidak merespon apapun selain menatap matanya. “Ah actually I bought a flower for you, maaf kalau menurut lu alay. Tapi gua harap lu mau terima bunganya terlepas dari apapun yang lu rasain sekarang.”
Yang lebih tinggi pun menyerahkan setangkai bunga mawar putih yang selama ini ia sembunyikan di belakang badannya. Fourth yakin telinganya sudah sangat merah sekarang. Gemini selalu tahu bagaimana cara membuatnya terbang ke angkasa! Fourth tidak menyangka ungkapan cinta klise dan alay seperti ini dapat membuatnya benar-benar tersipu.
Ketika tangan Fourth ingin meraih bunga tersebut, tiba tiba tubuh Gemini jatuh kebawah.
Semuanya begitu cepat, laki laki itu memerlukan waktu untuk memproses apa yang sedang terjadi sekarang.
“BANG ARCHEN!”
Fourth mencoba untuk menghentikan Archen yang sedang meraih kerah seragam Gemini setelah beberapa detik yang lalu memukul sang sahabat. “Bang, lepas!”
“Chen, lu—”
Satu pukulan kembali dilayangkan oleh Archen pada pipi Gemini.
“BANG!”
“Anjing lu, Gem.” Ujar Archen. “Lu tau gua suka sama Fourth, bangsat. Gua selama ini nyoba diem karena lu ngakunya cuma sahabatan sama Fourth. Lu bilang ku gak bakal suka sama Fourth waktu itu. Tapi nyatanya apa anjing?”
“Gua gak pernah bilang gitu bangsat.” Gemini mencoba berdiri dan menarik kerah Archen. “Lu pikir cuma lu yang boleh suka sama Fourth?”
“Gem, udah jangan dibales…” Fourth kini berdiri dibelakang Gemini dan menarik ujung seragamnya.
“Emang gak ada yang bilang cuma gua yang boleh suka. Tapi lu temen gua, anjing! Bangga lu nikung temen sendiri?” Sahut Archen. “Lu pikir Fourth bakal seneng sahabatnya sendiri confess sama dia kayak gini? Lu gak tau apa yang pernah dia alamin sebelumnya sampe dia gak punya temen—“
Gemini tidak mampu mendengar kalimat tersebut hingga akhir, lantas ia pun melayangkan pukulannya pada Archen dengan emosi yang memuncak.
“GEMINI!”
“Who the fuck gave you the right to talk about that, bangsat?” Gemini tidak masalah dikatai telah menikung teman sendiri. Tetapi ia sangat tidak suka Archen mengungkit masa lalu Fourth bahkan di depan orangnya langsung.
“Gua kenal Fourth duluan dibanding lu, brengsek.”
Fourth frustasi. Sekeras apapun ia berusaha melerai mereka usahanya nihil karena tenaga mereka lebih kuat. Gemini dan Archen tetap saling memukul tubuh satu sama lain sebagaimanapun ia meneriaki mereka untuk berhenti.
Bagai secercah harapan bagi Fourth, tiba-tiba saja Pond dan Dunk datang sambil berlari menghampiri mereka.
“Woy, stop! Apaan sih lu berdua?!”
Berhasil memisahkan keduanya, Pond bertanya duduk masalah yang membuat kedua teman ini saling memukul.
“Temen lu nembak adek lu.”
Mendengar itu Pond terkejut, ia balik menatap Gemini untuk memastikan apa yang dikatakan Archen benar.
“Bener Gem?”
“Gua cuma confess tentang perasaan—“
“Wah anjing lu.” Pond mendorong tubuh Gemini.
“Gemini, gua selama ini percayain adek gua sama lu karena gua yakin lu gak bakal catch feelings sama adek gua bangsat. Dan lu, Chen, gua gak gak tau lu sedangkal ini sampe mukulin temen sendiri demi cowok.”
Sambil mengeraskan rahangnya untuk menahan emosi, lelaki itu menunjuk Gemini dan Archen bergantian.
“Anjing lu berdua.”
“Abang…” Fourth hendak meraih tangan Pond, tetapi kakak laki lakinya itu menghempasnya.
“Lu juga, Dek. Mau sampe kapan sih ngerusakin pertemanan gua? Lu ngegodain temen gua kayak gimana coba sampe mereka berantem gini demi lu doang?!”
Fourth pucat pasi. Ia tidak menyangka kata kata itu keluar dari mulut kakak kandungnya sendiri.
Tak pernah barang sekalipun Fourth menggoda teman-teman Pond, dan ini semua mendadak menjadi salah Fourth?! Hatinya yang semula berada di atas langit mendadak jatuh bak dihantam bebatuan yang runtuh.
“Pond, watch your mouth!” Tegur Gemini.
“Gue—…” Fourth menunduk, mencoba menahan air matanya agar tidak keluar. “Sorry, I need to go.“